Jangan Lihat Manusia, Tapi Lihatlah Tuhan


Image : pinterest.com

Mesin adalah salah satu penemuan manusia yang sangat bermanfaat dan membantu meringkankan pekerjaan, baik di ladang, di kantor dan di banyak tempat lain.

Namun mesin bisa saja, mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi lagi, walau tampaknya mesinnya terlihat masih baru.

Dalam hidup ini, tidak semua hal dapat berjalan lancar sesuai dengan kemauan dan harapan kita. Layaknya sebuah mesin yang tampaknya berguna, canggih dan hebat, namun suatu saat, mesin pun bisa mengalami gangguan dan kerusakan.

Manusia suatu saat bisa mengecewakan, bukan saja ketika kita sendiri sering dikecewakan, namun fakta bahwa manusia memiliki batasan-batasan, menunjukkan bahwa manusia bisa tidak memenuhi harapan kita.

Jika kita merasa bahwa manusia tidak gagal dan lalai, maka kita adalah orang yang naif, yang terlalu percaya kepada manusia bahwa dia pasti berhasil.

Sebagai manusia biasa, kita harus menyadari diri kita sendiri. Kita pun memiliki masalah yang sama yang bisa dialami oleh orang lain. Namun berbeda dengan Tuhan, Dia adalah sempurna, kudus dan tidak bisa salah.

Juru minuman agung berkata kepada umat Tuhan, supaya tidak percaya kepada Tuhan, ketika nyawa mereka terancam dan hendak dibinasakan (2 Raja-raja 18:29-35).

Raja Hizkia tahu betul, mana pribadi yang bisa diandalkan dan mana yang tidak. Hizkia justru mengarahkan umat Tuhan, supaya berharap kepada Tuhan, dan bukan pada kekuatan tempur mereka yang terbatas.

Hizkia menyadari bahwa berharap kepada manusia, sama saja tidak beriman dan percaya. Hizkia bukan saja mengajak orang lain untuk menaruh harapannya kepada Tuhan, namun secara pribadi, dia juga berharap kepada Tuhan.

Dalam hidup ini, ada situasi-situasi yang membuat kita bisa dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang sulit, yang mempertaruhkan iman kita.

Situasi tertentu bisa memaksa kita apakah kita memilih berharap kepada Allah atau memilih berharap kepada manusia. Namun jika saat itu tiba, iman kita akan benar-benar diuji, apakah kita benar-benar bersandar tanpa ragu kepada Allah atau tidak.

Satu kali ketika Musa dan orang Israel sudah berhasil menyeberang laut Teberau dan ancaman dari tentara Firaun, dia berkata “Tuhan adalah kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku” (Keluaran 15:2).

Tanpa pertolongan Tuhan atas orang Israel, mustahil mereka bisa lolos dari tangan musuh mereka. Musa benar-benar belajar bahwa berharap dan percaya kepada Tuhan adalah dua hal yang sangat penting.

Mengikut Tuhan, namun tidak percaya dan ragu akan janjiNya, akan membuat perjalanan rohani kita bisa kandas di tengah jalan. Memang iman kita akan diuji melalui persoalan, masalah yang datang dari berbagai arah.

Namun, apakah kita memilih percaya kepada kekuatan manusia (termasuk kita sendiri) atau memilih percaya kepada Tuhan (dengan caraNya sendiri yang kadang tidak kelihatan), suatu saat akan tampak jelas.

Pemazmur mengingatkan kita untuk menaruh harap kita kepada Allah, karena padaNya ada kasih setia dan pertolongan (Mazmur 130:7).



Berharaplah kepada Tuhan dari sekarang sampai selama-lamanya (Mazmur 131:3). Percayalah kepada Dia dengan segenap hati kita, dan bukan pada kekuatan manusiawi kita yang terbatas (Amsal 3:5).

Manusia bisa mengecewakan dan bisa sangat mengecewakan, namun Tuhan tidak akan pernah melakukan itu. Lihatlah Tuhan dalam hidupmu.

Pandanglah kepada Dia, yang tahu apa yang menjadi keperluan dan pergumulanmu, sebab Ia dapat diandalkan dan benar-benar sudah teruji.

Siapakah yang menjadi tempat kita berteduh, tat kala ada hujan disertai angin kencang, yang bisa merobohkan atap rumah kita?  Siapakah yang bisa menahan kekuatan badai yang dahsyat yang bisa mengancam nyawa kita?

Kepada siapakah kita harus percaya, di saat tidak ada tangan yang bisa kita gapai, selain menggapai Tuhan dan berseru padaNya? Oleh sebab itu, pandang dan lihatlah Dia. Amin. Tuhan memberkati.

0 Response to " Jangan Lihat Manusia, Tapi Lihatlah Tuhan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel