Cekcok Dan Salah Paham Adalah Bumbu Dalam Sebuah Pernikahan!


Image: writing.wikinut.com

Dalam membina sebuah rumah tangga, tentu tidak selalu ditandai dengan hal yang manis saja. Pernikahan tidak seelok sebuah drama Korea dan sinetron, yang bisa menampilkan sebuah hubungan yang ideal dan tak pernah konflik.

Di dalam sebuah rumah tangga, tentu ada sebuah komunikasi yang bisa memicu konflik dalam rumah tangga. Konflik ini terkadang tidak direncanakan oleh suami maupun istri, namun bisa terjadi begitu saja.

Bahkan rasanya, tidak ada pernikahan yang bebas dari mis komunikasi dan konflik yang terjadi di dalam menjalani hidup sebagai suami dan istri.

Berlaku munafik, yang hanya menampilkan hal-hal yang baik, dan berusaha semaksimal mungkin menutupi kekurangan dan kelemahan, suatu saat pun akan terbongkar.

Jujur dengan diri sendiri, dan mengakui bahwa kita masih memiliki kekurangan dan kelemahan adalah sebuah langkah yang sangat bijak.

Sebuah pepatah berkata “sepintar-pintarnya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga”. Sepintar apapun seorang pria atau wanita, mengelabui pasangannya, waktu akan membuktikannya dan akan menunjukkan jati diri kita.

Seringkali konflik yang dianggap tidak wajar, bisa membuat pasangan yang baru menikah, merasa kaget dan tidak menyangka, bahwa pasangannya, tidak didapati seperti ketika masih pacaran.

Sebenarnya, kejujuran haruslah sudah diawali ketika sedang menjalin hubungan dalam berpacaran. Rasany akan sangat sulit, menerima kebohongan yang ditutup-tutupi dengan begitu rapatnya, hingga kelak pada akhirnya terbongkar.

Pertanyaan sederhana namun sulit untuk diterima jika sudah terjadi ialah, wajarkah cekcok dalam rumah tangga? Wajarkah bila terjadi sebuah pertengkaran dalam rumah tangga?

Untuk menjawab ini, ada sebuah pertanyaan lain yang harus dijawab ialah, ‘adakah pernikahan yang bebas dari salah, konflik dan pertengkaran?’.

Jawaban atas pertanyaan kedua ini adalah, tidak! Dan sekaligus menjawab pertanyaan pertama bahwa, terjadinya perselishan dan beda pendapat dalam rumah tangga, adalah sesuatu yang wajar.

Kondisi semacam ini, adalah proses komunikasi di antara pria dan wanita. Bahkan tidak ada pria yang sudah memahami pasangan mereka dengan baik, sebelum pria tersebut, menerima segala kekurangan dan kelemahan si wanita dan sebaliknya.

Cekcok dan beda pendapat dalam pernikahan adalah ibarat bumbu dalam sebuah masakan. Sebuah masakan yang enak, pasti tidak terdiri dari satu bumbu saja.

Belum lagi, jika masakah tertentu, sebut saja masakan orang India, yang memiliki banyak bumbu, yang sudah sering dipakai dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Bumbu-bumbu tersebut memiliki bentuk dan rasa yang berbeda satu dengan yang lain. Ada bumbu yang kecil dengan bentuk yang unik.

Ada pula bumbu yang besar, dan harus dipotong terlebih dulu dan diiris bahkan dihaluskan dan dicincang, hanya untuk menghasilkan bau dan rasa yang diinginkan.

Bahkan jika seseorang memasak daging dengan menggunakan satu bumbu saja, pasti rasanya tidak selezat dengan menggunakan bumbu yang variatif.

Dalam pernikahan pun, prinsipnya masih sama yakni, bahwa sifat-sifat yang berbeda dari kedua pasangan, adalah komunikasi yang harus bisa dipahami dan dimaknai dengan baik.

Memang bisa saja terjadi salah paham (miscommunication), namun lagi-lagi, hal tersebut, menjadi perhatian dan pelajaran di kemudian hari untuk semakin lebih baik lagi.

Tatkala seorang bayi umur 13 bulan yang sudah belajar untuk berdiri, namun bisa saja berkali-kali jatuh, kemudian dia berusaha untuk bangkit kembali.

Tidak ada orang tua menghukumnya, karena bayi tersebut jatuh. Namun orang tua akan membiarkan bayi tersebut, belajar merangkak lagi dan belajar untuk berdiri lagi.

Di dalam pernikahan tentunya, kita tidak bebas dari salah, kekeliruan, salah paham dan juga percekcokan bahkan pertengkaran.

Namun, jadikanlah itu sebagai proses dalam hidup ini, agar kita semakin memahami dan mengenal pasangan masing-masing dengan baik.

Hanya menerima kelebihan dan keunggulan pasangan kita, tanpa menerima kekurangannya, adalah sesuatu yang tidak adil. 

Kita akan semakin memahami pasangan kita, bila kita juga menerima dan tahu kekurangan kelemahan pasangan kita. 

Ada cekcok dan salah paham dalam rumah tangga? itu wajar dan bukan sesuatu yang tabu dan atau haram.

Libatkanlah Tuhan dalam pernikahan kita dan teruslah berjalan di jalan yang Tuhan inginkan, dengan percaya dan menyerahkan hidup nikah rumah tangga kita padaNya.

0 Response to "Cekcok Dan Salah Paham Adalah Bumbu Dalam Sebuah Pernikahan!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel