Jujurlah Terhadap Dirimu Sendiri, Jika Engkau Ingin Dipulihkan
Seorang
Presiden selalu memiliki dokter pribadi yang sudah ditugaskan secara khusus.
Bukan saja hanya Presiden, namun juga untuk menangani keluarganya.
Manakala
ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, akan lebih cepat dan tanggap untuk
proses penanganan.
Dokter akan selalu memantau kesehatan Presiden bahkan hingga
obat-obatan yang dikonsumsi.
Baca Juga :Sampai berapa kali anda harus berdoa?
Sebagai
orang percaya, tentu kita juga harus memiliki alarm yang jelas mengenai
seberapa kuatnya kita untuk menangani sebuah masalah.
Merasa
bisa padahal justru kita kurang piawai dan memaksakan diri, tentu tidak baik
bagi diri kita.
Mendeteksi kekurangan kita dan menerimanya sebagai sesuatu yang
harus dijalani, adalah sebuah langkah yang bijaksana.
Namun
sebaliknya, tidak menerima kekurangan dan kelemahan kita, akan membuat kita
bisa menipu diri sendiri. Jujur terhadap diri sendiri jauh lebih berat,
ketimbang jujur kepada orang lain.
Mengakui kesalahan
dan kelemahan membutuhkan sebuah tekad dan keberanian yang kuat. Namun, jika
kita tidak mengakui bahwa kita lemah, maka kita akan tampil pura-pura kuat,
padahal tidak.
Seorang
Dokter memiliki kompetensi untuk mengecek dan memastikan penyakit yang dialami
oleh seseorang, walaupun rasa sakit itu bisa dipalsukan .
Seorang
Dokter akan dengan mudahnya memberikan diagnosis yang jujur atas kebohongan
rasa sakit yang dibuat-buat oleh seseorang.
Baca Juga : Tidak ada yang dapat memisahkanmu dari Tuhan
Namun
kita bukanlah seorang Dokter yang bisa mendeteksi kelemahan orang lain. Dengan
berkata jujur, adalah langkah untuk bisa mengambil sebuah tindakan dan
penanganan.
Paulus
berkata “Karena itu aku senang dan rela
di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan
dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” (2
Korintus 12:10)
Paulus
mengaku jujur bahwa dia adalah lemah, dan dengan demikian dia berkata “sebab
jika aku lemah, maka aku kuat”. Dia merasa bahwa ketika dia lemah, justru
kekuatan Kristus mengalir dengan kuat di dalam dirinya.
Sebaliknya,
jika dia merasa kuat, maka dia tidak memerlukan kekuatan Kristus. Paulus tahu
dan sadar bahwa jujur dengan siapa kita di hadapan Tuhan, adalah jalan untuk
Dia juga bisa memulihan dan menolong kita.
Selamat kita
tidak jujur akan diri kita sendiri, maka kita tidak akan pernah mengenali diri
kita dengan baik.
Mengenal diri dengan baik, adalah dengan mengenal kelemahan dan
kekurangan yang kita miliki.
Jujurlah terhadap
diri sendiri, jika kita ingin dipulihkan dan ditolong oleh Tuhan.
0 Response to "Jujurlah Terhadap Dirimu Sendiri, Jika Engkau Ingin Dipulihkan"
Post a Comment