Jujurlah Terhadap Dirimu Sendiri, Jika Engkau Ingin Dipulihkan


Image: worthdestiny.com


Seorang Presiden selalu memiliki dokter pribadi yang sudah ditugaskan secara khusus. Bukan saja hanya Presiden, namun juga untuk menangani keluarganya.

Manakala ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, akan lebih cepat dan tanggap untuk proses penanganan. 

Dokter akan selalu memantau kesehatan Presiden bahkan hingga obat-obatan yang dikonsumsi.


Baca Juga :Sampai berapa kali anda harus berdoa?

Sebagai orang percaya, tentu kita juga harus memiliki alarm yang jelas mengenai seberapa kuatnya kita untuk menangani sebuah masalah.

Merasa bisa padahal justru kita kurang piawai dan memaksakan diri, tentu tidak baik bagi diri kita. 

Mendeteksi kekurangan kita dan menerimanya sebagai sesuatu yang harus dijalani, adalah sebuah langkah yang bijaksana.

Namun sebaliknya, tidak menerima kekurangan dan kelemahan kita, akan membuat kita bisa menipu diri sendiri. Jujur terhadap diri sendiri jauh lebih berat, ketimbang jujur kepada orang lain.

Mengakui kesalahan dan kelemahan membutuhkan sebuah tekad dan keberanian yang kuat. Namun, jika kita tidak mengakui bahwa kita lemah, maka kita akan tampil pura-pura kuat, padahal tidak.

Seorang Dokter memiliki kompetensi untuk mengecek dan memastikan penyakit yang dialami oleh seseorang, walaupun rasa sakit itu bisa dipalsukan .

Seorang Dokter akan dengan mudahnya memberikan diagnosis yang jujur atas kebohongan rasa sakit yang dibuat-buat oleh seseorang.


Baca Juga : Tidak ada yang dapat memisahkanmu dari Tuhan

Namun kita bukanlah seorang Dokter yang bisa mendeteksi kelemahan orang lain. Dengan berkata jujur, adalah langkah untuk bisa mengambil sebuah tindakan dan penanganan.

Paulus berkata “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” (2 Korintus 12:10)

Paulus mengaku jujur bahwa dia adalah lemah, dan dengan demikian dia berkata “sebab jika aku lemah, maka aku kuat”. Dia merasa bahwa ketika dia lemah, justru kekuatan Kristus mengalir dengan kuat di dalam dirinya.

Sebaliknya, jika dia merasa kuat, maka dia tidak memerlukan kekuatan Kristus. Paulus tahu dan sadar bahwa jujur dengan siapa kita di hadapan Tuhan, adalah jalan untuk Dia juga bisa memulihan dan menolong kita.

Selamat kita tidak jujur akan diri kita sendiri, maka kita tidak akan pernah mengenali diri kita dengan baik. 

Mengenal diri dengan baik, adalah dengan mengenal kelemahan dan kekurangan yang kita miliki.

Jujurlah terhadap diri sendiri, jika kita ingin dipulihkan dan ditolong oleh Tuhan.  




0 Response to "Jujurlah Terhadap Dirimu Sendiri, Jika Engkau Ingin Dipulihkan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel