Segalanya Memang Uang, Tetapi Uang Bukan Segalanya!


Image : cars.usnews.com


Hampir tidak ada transaksi yang terjadi di dunia zaman sekarang yang tidak melibatkan yang namanya uang.

Ketika era zaman barter (pertukaran barang) beralih ke uang (logam dan kertas), tentu menjadikan urusan semakin mudah dan lancar.

Bahkan uang pun bisa ditabung dan disimpan di bank di mana kita ingin menyimpannya. Manusia membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mulai makan dan minum dan pakaian.

Bahkan kalau dipikir, kira-kira hal gratis apa lagi yang ada di dunia ini, jika bukan uang? Sekolah butuh uang, liburan butuh uang dan membuka usaha juga butuh uang.

Tidak semua manusia yang beruntung dan memiliki sejumlah uang di kantongnya. Ada yang harus bekerja keras mulai dari pagi sampai malam, ada pula yang harus mengemis demi sesuap nasi.

Ada orang memperoleh uang dengan cara yang tidak halal, sebut saja seperti merampok, mencuri, begal, membunuh, menipu dan sebagainya.

Bagaimana dengan orang Kristen? Apakah menjadi Kristen, sudah bebas dari namanya keinginan akan uang dengan cara yang demikian?

Tentu kalau kita melihat berita-berita yang ada, orang Kristen pun ada yang terlibat dalam korupsi, narkoba, perjudian dan kegiatan lain yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat umum dan juga Alkitab.

Alkitab mencatat bahwa akar segala kejahatan ialah cinta uang (1 Timotius 6:10). Paulus berkata kepada Timotius, bahwa orang-orang memburu uang hingga mereka menyimpang dari kebenaran.

Mereka pada akhirnya menderita, oleh karena nafsu yang tidak terkontrol oleh terang Firman Tuhan.

Paulus juga berkata bahwa, keadaan orang di masa mendatang akan lebih buruk lagi, yakni menjadi hamba uang.

Menjadi hamba uang, berarti mereka melakukan segala sesuatu hanya untuk mendapatkan uang.

Mereka tidak segan membunuh, menghabisi orang lain demi memperoleh uang.

Walau mereka juga dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka, namun cara yang mereka lakukan adalah sebuah cara yang biadab dan tidak berperperasaan.

Memang semua manusia, entahkan di dalam negeri dan di luar negeri, membutuhkan uang untuk melakukan transaksi dan memenuhi kebutuhan hidup, namun uang bukanlah segalanya.

Jika uang adalah segalanya, mengapa uang tidak bisa menyelamatkan nyawa, ketika seseorang sakit parah dan diambang kematian?

Jika uang adalah segalanya, mengapa istri bisa selingkuh dan mengkhianati suaminya? Jika uang adalah segalanya, mengapa terkadang hati kita masih bisa cemas, takut, khawatir dan cemas?

Kita butuh uang, dan uang mungkin adalah segalanya yang dibutuhkan oleh banyak orang. Namun uang bukanlah segalanya bagi manusia.

Manusia tidak akan pernah bisa membeli yang tidak dapat dibeli oleh uang. Uang tidak dapat membeli damai sejahtera. Uang juga tidak dapat membeli kasih, sukacita, kebaikan, kemurahan dan sebagainya.

Uang tidak dapat membeli hal-hal yang hanya Roh Kudus yang bisa berikan. Uang memang berguna di banyak hal, namun dia juga terbatas di beberapa hal.

Uang memang penting, namun uang bukan segalanya yang dibutuhkan manusia. Manusia membutuhkan Tuhan dalam hidupnya.

Manusia membutuhkan Tuhan untuk memimpin hidupnya, termasuk mereka yang memiliki uang. Uang tidak bisa menghindarkan kita dari murka Allah dan hukuman kekal.

Uang tidak dapat mengampuni dosa kita. Uang tidak dapat membeli keselamatan, yang hanya diperoleh dari Allah melalui anugerahNya. Jadi, uang bukanlah segalanya.

Tuhan adalah segalanya bagi kita, karena tanpa Dia, kita tiada berarti dan tiada memiliki masa depan yang penuh harapan, yakni bersama-sama dengan Dia, selama-lamanya (Yohanes 14:1-4).

0 Response to "Segalanya Memang Uang, Tetapi Uang Bukan Segalanya!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel