Segalanya Memang Uang, Tetapi Uang Bukan Segalanya!
Hampir tidak ada transaksi
yang terjadi di dunia zaman sekarang yang tidak melibatkan yang namanya uang.
Ketika era zaman barter
(pertukaran barang) beralih ke uang (logam dan kertas), tentu menjadikan urusan
semakin mudah dan lancar.
Bahkan uang pun bisa
ditabung dan disimpan di bank di mana kita ingin menyimpannya. Manusia
membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mulai makan dan
minum dan pakaian.
Bahkan kalau dipikir,
kira-kira hal gratis apa lagi yang ada di dunia ini, jika bukan uang? Sekolah
butuh uang, liburan butuh uang dan membuka usaha juga butuh uang.
Tidak semua manusia yang
beruntung dan memiliki sejumlah uang di kantongnya. Ada yang harus bekerja
keras mulai dari pagi sampai malam, ada pula yang harus mengemis demi sesuap
nasi.
Ada orang memperoleh uang
dengan cara yang tidak halal, sebut saja seperti merampok, mencuri, begal,
membunuh, menipu dan sebagainya.
Bagaimana dengan orang Kristen?
Apakah menjadi Kristen, sudah bebas dari namanya keinginan akan uang dengan
cara yang demikian?
Tentu kalau kita melihat
berita-berita yang ada, orang Kristen pun ada yang terlibat dalam korupsi,
narkoba, perjudian dan kegiatan lain yang bertentangan dengan norma-norma
masyarakat umum dan juga Alkitab.
Alkitab mencatat bahwa
akar segala kejahatan ialah cinta uang (1 Timotius 6:10). Paulus berkata kepada
Timotius, bahwa orang-orang memburu uang hingga mereka menyimpang dari
kebenaran.
Mereka pada akhirnya menderita,
oleh karena nafsu yang tidak terkontrol oleh terang Firman Tuhan.
Paulus juga berkata bahwa,
keadaan orang di masa mendatang akan lebih buruk lagi, yakni menjadi hamba
uang.
Menjadi hamba uang,
berarti mereka melakukan segala sesuatu hanya untuk mendapatkan uang.
Mereka tidak segan
membunuh, menghabisi orang lain demi memperoleh uang.
Walau mereka juga dalam
rangka memenuhi kebutuhan mereka, namun cara yang mereka lakukan adalah sebuah
cara yang biadab dan tidak berperperasaan.
Memang semua manusia,
entahkan di dalam negeri dan di luar negeri, membutuhkan uang untuk melakukan
transaksi dan memenuhi kebutuhan hidup, namun uang bukanlah segalanya.
Jika uang adalah
segalanya, mengapa uang tidak bisa menyelamatkan nyawa, ketika seseorang sakit
parah dan diambang kematian?
Jika uang adalah
segalanya, mengapa istri bisa selingkuh dan mengkhianati suaminya? Jika uang
adalah segalanya, mengapa terkadang hati kita masih bisa cemas, takut, khawatir
dan cemas?
Kita butuh uang, dan uang
mungkin adalah segalanya yang dibutuhkan oleh banyak orang. Namun uang bukanlah
segalanya bagi manusia.
Manusia tidak akan pernah
bisa membeli yang tidak dapat dibeli oleh uang. Uang tidak dapat membeli damai
sejahtera. Uang juga tidak dapat membeli kasih, sukacita, kebaikan, kemurahan
dan sebagainya.
Uang tidak dapat membeli
hal-hal yang hanya Roh Kudus yang bisa berikan. Uang memang berguna di banyak
hal, namun dia juga terbatas di beberapa hal.
Uang memang penting, namun
uang bukan segalanya yang dibutuhkan manusia. Manusia membutuhkan Tuhan dalam
hidupnya.
Manusia membutuhkan Tuhan
untuk memimpin hidupnya, termasuk mereka yang memiliki uang. Uang tidak bisa
menghindarkan kita dari murka Allah dan hukuman kekal.
Uang tidak dapat mengampuni
dosa kita. Uang tidak dapat membeli keselamatan, yang hanya diperoleh dari
Allah melalui anugerahNya. Jadi, uang bukanlah segalanya.
Tuhan adalah segalanya
bagi kita, karena tanpa Dia, kita tiada berarti dan tiada memiliki masa depan
yang penuh harapan, yakni bersama-sama dengan Dia, selama-lamanya (Yohanes
14:1-4).
0 Response to "Segalanya Memang Uang, Tetapi Uang Bukan Segalanya!"
Post a Comment