Tuhan Itu Tetap Baik, Sekalipun Apa Yang Anda Alami Tidak Baik!


Image : baltana.com


Topik tentang kebaikan Tuhan, adalah sebuah bahasan yang sangat menarik perhatian. Bagaimana tidak, bahwa Alkitab memberikan banyak catatan bahwa Allah itu baik.

Salah satu natur Allah adalah bahwa  Dia adalah baik adanya. Di dalam Dia tidak ada sesuatu yang buruk, najis dan lemah.

Kebaikan Tuhan, harus dilihat melalui Alkitab, dan bukan melalui apa yang dipahami oleh orang lain. Kebaikan Tuhan, bergantung respons manusia dalam hidup mereka.

Alkitab merekam catatan mengenai kebaikan Tuhan. Bahkan kalimat yang sama diulang-ulang hingga berkali kali.

Misalnya saja kalimat ini “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanyakasih setiaNya.” (1 Taw. 16:34; 2 Taw. 5:13; 7:3; Ezra 3:11; Mazmur 106:1; 107:1; 118:1, 29; 136:1; Yeremia 33:11).

Dari beberapa bukti ayat-ayat di atas, tampak bahwa dasar ucapan syukur manusia harus dilandasi kebaikan Tuhan.

Namun secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, tidaklah mudah untuk mengatakan, “Tuhan Engkau baik bagiki” di saat kita mengalami hal-hal yang tidak baik.

Sebut saja, misalnya kita sedang sakit, kita di-PHK, kita bertengkar dengan pasangan, kita ribut dengan orang lain, kita konflik dengan orang lain, pemerintah mungkin tidak berpihak pada kita dan sebagainya.

Tentu tidak mudah bahkan sangat sulit untuk mengatakan ayat di atas, yaitu “bersyukur bahwa Tuhan itu baik....”.

Benarkah bahwa Tuhan itu baik, bukan setiap waktu? Benarkah bahwa Dia bisa berbuat hal-hal yang bertentangan dengan natur Allah?

Benarkah bahwa kasih setia Tuhan untuk selama-lamanya, hingga kita harus bersyukur padaNya? Tentu pertanyaan-pertanyaan ini akan muncul, tat kala situasi dan kondisi kita sedang tidak baik.

Berkata, ‘Tuhan Engkau baik bagiku’ di saat kita sedang dalam kelimpahan, jauh lebih mudah, ketimbang kita ditimpa sebuah musibah.

Mengakui kebaikan Tuhan atas prestasi dan capaian yang kita peroleh, dan membuat nama kita terkenal dan dipuji jauh lebih mudah, jika kita sedang mengalami ‘kesialan’.

Benarkah Tuhan berubah menjadi jahat, tat kala kita sedang mengalami masa-masa kesukaran dan kekelaman? Benarkah Dia adalah Tuhan yang jahat, tat kala kita mengalami hari yang kurang beruntung?

Kalau iya, mengapakah Ayub masih bisa memberi pujian kepada Tuhan, walau semua anaknya sudah meninggal, hartanya habis? (Ayub 1:20-22).

Apakah Ayub sedang dalam kondisi tidak sadarkan diri, ketika mengatakan hal-hal di atas? Apakah Ayub salah berbicara, ketika Dia masih bisa memuji Tuhan, di saat dia mengalami kemalangan?

Ayat 22 akan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Alkitab justru mencatat dengan sangat baik yaitu bahwa “Dalam kesemuanya itu, Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut”.

Ada orang-orang yang menuduh Allah berbuat curang dan berlaku tidak adil, saat dia sedang mengalami pengalaman pahit dan tidak menyenangkan.

Memang sangat mudah berkata-kata manis dan bersyukur kepada Tuhan, ketika lingkungan kita baik, orang-orang di sekitar kita juga baik dan kita pun tidak mengalami gangguan.

Namun, akan sangat mudah juga bagi seseorang untuk menuduh Allah, berlaku tidak adil dan tidak baik, ketika seseorang justru berada dalam situasi yang tidak baik dan sangat berat.

Kebaikan Allah tidak bergantung terhadap apa yang kita alami dan respons apa yang kita beri kepada Allah. Anda bersyukur atau tidak atas kebaikan Tuhan, Dia tetap Allah yang baik.

Anda dalam keadaan sakit dan menderita bahkan hampir mau mati dan lenyap pun, Allah itu tetap baik dan tidak ada sesuatu yang jahat melekat di dalam diriNya.

Allah itu baik, justru membuat kita akan semakin yakni, bahwa sekalipun dunia berubah menjadi jahat, Dia tetaplah baik. Sekalipun orang lain berbuat jahat terhadap anda, Dia tetap baik adanya.

Justru karena kebaikan Tuhan itu tetap untuk selamanya, maka kita memiliki kepastian dan jaminan, bahwa Tuhan tidak bisa berubah menjadi pribadi yang jahat dan kejam.

Dia adalah pribadi yang baik, dan kebaikanNya tetap untuk selama-lamanya. Dia tidak bisa bertambah baik, karena Dia sudah baik adanya.

Kebaikan Allah pun tidak bisa berkurang, sehingga kita merasa ragu dan curiga terhadapNya. Anda percaya atau tidak, kebaikan Allah tetap sama, dulu, sekarang dan sampai selamanya.

Jika orang lain bisa berubah, dunia bisa berubah, bahkan kita pun bisa berubah, namun Dia tidak bisa berubah.

Dia baik untuk seterusnya dan untuk selama-lamanya, terpujilah nama Tuhan. Amin. Tuhan memberkati.

0 Response to "Tuhan Itu Tetap Baik, Sekalipun Apa Yang Anda Alami Tidak Baik!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel