Menjadi Pribadi Yang Memberikan Apresiasi Kepada Orang Lain
Sebagai makhluk sosial, tentu kita membutuhkan
orang lain. Kita membutuhkan orang lain bukan karean kita tidak bisa hidup
tanpa mereka saja, namun karena manusia itu diciptakan demikian.
Adam dan Hawa diperintahkan Tuhan supaya mengelola
taman Eden (Kejadian 2:15). Kompetensi satu orang dengan orang lain tentu
berbeda.
Justru karena mereka memiliki kapasitas yang
berbeda, mereka bisa saling menemukan kebutuhan dan ketergantungan.
Tahukah anda bahwa memberikan pujian kepada orang
lain atas hasil usaha yang mereka kerjakan adalah sesuatu yang baik?
Petrus sebagai senior Paulus pun melakukan hal yang
sama (2 Petrus 3:15). Petrus mengakui bahwa hikmat yang dimiliki oleh Paulus.
Petrus tidak segan-segan membaca dan memberikan
penilaian yang objektif bahwa memang orang lain memiliki kelebihan dan
kemampuan yang berbeda dari dirinya.
Petrus tidak mengurung niatnya untuk membaca bukan
saja satu tulisan, namun beberap karya tangan dari rasul Paulus.
Petrus berkata “Hal itu dibuatnya dalam semua
suratnya” (2 Petrus 3:16). Petrus tidak merasa Paulus adalah saingannya,
sehingga dia harus berkompetisi dengannya.
Petrus justru memiliki pandangan pribadi mengenai
kemampuan dan kebisaan Paulus sebagai seorang pelayan Tuhan.
Memang tidak mudah untuk mengakui kelebihan orang
lain dan memberikan apresiasi kepadanya.
Namun apabila kita belajar melakukannya, kita akan
memperlihatkan bahwa bukan kita saja yang memiliki kemampuan.
Petrus bisa melihat apa yang tidak dilihat oleh
orang lain dan memberi penilaian dengan jujur tanpa merasa disaingi.
Ada orang yang merasa kurang nyaman, jika memberi
pujian kepada orang lain. Ada orang yang takut kehilangan perhatian dan
apresiasi dari orang lain.
Di saat orang lain berusah untuk menjatuhkan
rekannya, marilah belajar untuk mengakui karunia dan talenta yang orang lain
miliki.
Sementara orang lain berusaha menusuk rekannya dari
belakang, marilah kita memberi pujian dengan hati yang tulus dan jujur di depan
mereka.
Memberi pujian bukan supaya kita dihormati dan atas
ucapan kita, namun belajar mempererat relasi di antara rekan sepelayanan.
Di saat orang Korintus sibuk melihat siapa yang
paling benar dan rohani (1 Korintus 1:12; 3:4), marilah kita belajar saling
melihat ketergantungan kita kepada orang lain.
Tuhan memberi karunia, bukan saja kepada kita
sendiri namun juga kepada banyak orang di luar sana.
Bila kita melihat gereja mula-mula di Kisah Para
Rasul, kita tidak akan melihat bahwa masing-masing bekerja sendiri.
Malahan mereka melihat bahwa menambahkan jumlah
pelayan, jauh lebih efektif dan efisien untuk memperlancar pelayanan
Mengapresiasi orang lain tidak akan membuat kita
direndahkan dan dirugikan. Memberi pujian pun tidak menghinakan diri kita di
hadapan rekan kita.
Belajarlah memberi pujian atau memberi apresiasi
kepada orang lain atas jerih payah dan usaha mereka.
Hanya orang yang dewasa rohanilah yang bisa melihat
bahwa kelebihan orang lain dan kekurangan dirinya sendiri, kemudian mengakuinya
dengan jujur tanpa prasangka buruk.
Jadilah pribadi yang tidak merasa tersaingi dan
tersingkirkan karena kemampuan yang orang lain miliki. Amin. Tuhan memberkati.
0 Response to "Menjadi Pribadi Yang Memberikan Apresiasi Kepada Orang Lain"
Post a Comment