Tuhan Tidak Menertawakan Penderitaan Kita, Ia Menghibur Dan Menguatkan Kita
Di sebuah kota hiduplah dua orang sahabat karib yang rumahnya bersebelahan. Ada perselihan kecil di antara kedua keluarga ini, hingga membuat keduanya tidak akur.
Ketika salah satu dari
mereka membeli barang baru, tetangganya tidak mau kalah, lalu ia pun membeli
barang yang lebih mahal. Mereka selalu hidup bersaing dalam hal kekayaan.
Suatu hari ketika salah
satu dari mereka, sedang memasak di dapur, tiba-tiba tangannya teriris pisau
dapur dan luka yang dia alami cukup serius.
Satu keluaga panik dan
segera membawa keluarga ini ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pengobatan.
Tatkala tetangga sebelah melihat dan menyaksikan, mereka mensyukuri dan merasa senang, karena itu adalah pelajaran untuk mereka.
Mereka merasa bahagia karena tetangganya mendapatkan musibah.
Tatkala tetangga sebelah melihat dan menyaksikan, mereka mensyukuri dan merasa senang, karena itu adalah pelajaran untuk mereka.
Mereka merasa bahagia karena tetangganya mendapatkan musibah.
Sebagai orang percaya
kepada Tuhan, kita tidak tahu apakah ada orang-orang yang bersukacita saat kita
jatuh dan mendapatkan masalah.
Ada sebuah pernyataan
yang sudah diketahui banyak orang, yaitu: “susah liat orang
senang dan senang liat orang susah”.
Mungkin ada banyak orang
di luar sana yang mengambil sikap semacam ini, tatkala tetangga, rekan atau
orang yang mereka tidak senangi.
Alkitab justru mencatat
hal sebaliknya, yakni bahwa ketika kita sedang jatuh ke berbagai-bagai
pencobaan, Tuhan tidak ber-euforia atas hal yang menimpa kita.
Tuhan berkata “berbahagia
karena kita jatuh dalam pencobaan”. Dia tidak bersukacita atas penderitaan
yang kita alami (Yakobus 1:2)
Tuhan justru memiliki
perspektif yang berbeda dari kebanyakan orang yang malah berbahagia di atas
kesukaran dan malapetaka yang dialami oleh orang lain.
Tuhan melihat bahwa “masalah-masalah
maupun pencobaan-pencobaan hidup yang kita sedang hadapi” suatu saat bisa
menghasilkan hal yang bernilai, yaitu ketekunan (Yakobus 1:3).
Paulus berkata hal yang
serupa kepada jemaat di Korintus, yaitu bahwa Tuhan akan memberi jalan keluar
atas pencobaan-pencobaan yang kita alami. (1 Korintus 10:13).
Mungikin kita mengalami
hal yang berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan Alkitab tentang pencobaan.
Mungkin orang lain
tertawa lebar dan malah berpesta atas kegagalan dan keruntuhan kita. Namun
Tuhan tidak melihatnya demikian.
Ia tahu bahwa kita butuh
belaskasihan berupa kekuatan dan jalan keluar atas masalah dan pencobaan yang
sedang kita hadapi.
Ia tahu bahwa kita sedang
bergulat dengan persoalan yang pelik dalam hidup ini.
Ia juga melihat derita
yang kita alami dan reaksi negatif dari sekeliling kita tatkala kita sedang
dirundung pencobaan.
Percayalah bahwa Tuhan
tidak berpihak kepada orang-orang semacam itu. Tuhan tidak melakukan hal serupa
dan yang memalukan tersebut.
Dia ingin kita tetap
bertahan dan kuat, hingga kita tetap bergantung kepada pertolongan Tuhan.
Di sisi lain, kita pun
bisa meminta bantuan dariNya, sebab Ia yang berkata demikian.
Percayalah bahwa tertawa
orang-orang yang menertawakan kita, tidak sebesar berkat dan perlindungan Tuhan
atas kita.
Kita mungkin tidak bisa
melarang mereka berbuat demikian atas kita, namun mereka juga tidak bisa
melarang dan mencegah Tuhan untuk tetap menyertai kita.
Mintalah hikmat dan
kekuatan dari Tuhan, tatkala engkau sedang berada dalam medan pertempuran iman.
Ia tetap hadir untuk
menjaga dan menyertai kita, sebab Ia setia dan tidak akan meninggalkan kita.
Tuhan tidak menertawakan
penderitaan dan kesusahan yang kita sedang alami, Ia menghibur dan menguatkan
kita. Amin. Tuhan memberkati.
0 Response to "Tuhan Tidak Menertawakan Penderitaan Kita, Ia Menghibur Dan Menguatkan Kita"
Post a Comment