Makin Engkau Lemah & Tak Berdaya Makin Engkau Harus Bergantung Kepada Tuhan
Siapa sih yang tidak kenal dengan profil seorang
Paulus? Jika anda pernah membaca perjalanan panggilan Paulus di dalam Kisah
Para Rasul, akan terlihat jelas latarbelakang dan kisah menarik dari dirinya.
Berawal dari mendapat surat persetujuan dari Imam
Besar dan kebencian yang amat dalam kepada pengikut jalan Tuhan, Paulus memburu
mereka yang sudah menjadi murid (Kisah Para Rasul 9:1-2).
Namun rencana Paulus gagal total, karena Tuhan punya
rencana lain yang harus dinyatakan di dalam diriNya.
Setelah 14 tahun berkecimpung di dalam pelayanan
pemberitaan Injil. Ia mengaku kepada orang Korintus bahwa ia pernah mendapatkan
penglihatan yang luar biasa (2 Korintus 12:1-4).
Kata Yunani yang dipakai untuk menerjemahkan ‘penglihatan’
ialah ‘apokalupsis’ yang berarti
wahyu atau penyataan.
Seorang yang mendapatkan penyataan atau wahyu bukanlah
hal yang biasa diterima oleh murid Tuhan.
Namun Paulus mendapatkan kesempatan ini langsung dari
Tuhan. Kisah ini menjelaskan bahwa Paulus merasa sombong karena peristiwa
tersebut.
Seorang yang sukses dan berhasil, lebih cepat dan
mudah untuk menyombongkan diri, ketimbang orang yang sama sekali tidak
mendapatkan dan tidak punya apa-apa.
Paulus punya alasan untuk sombong, namun ia lupa bahwa
hal tersebut tidaklah berkenan di hadapan Tuhan.
Paulus dengan hati-hati menceritakan kesaksian nyata
yang ia alami dan memetik pelajaran dari kejadian tersebut.
Tuhan mencegah Paulus untuk jatuh ke dalam dosa
sehingga secara sengaja menaruh duri di dalam dagingnya (2 Korintus 12:7).
Paulus tentu merasakan kesakitan yang amat luar biasa,
terlihat dari istilah yang ia pakai sendiri yaitu ‘duri di dalam daging’.
Jika satu duri kecil yang mengenai jari tangan atau
kaki kita, sudah bisa terluka dan bernanah, apalagi duri dalam daging yang
Paulus sebutkan.
Alkitab tidak mencatat secara rinci, di bagian mana
duri tersebut ditaruh Tuhan.
Namun yang pasti duri tersebut mengenai tubuhnya dan
sebagai akibatnya Paulus merasakan dampak atat rasa sakit yang hebat.
Walau Paulus berusaha untuk berdoa seperti yang biasa
ia lakukan kepada orang lain dan dirinya, namun Tuhan tidak menjawab doanya.
Tuhan justru menjawabnya di dalam ayat 9 "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."
Paulus tidak memaksa Tuhan dan kecewa karena doanya
tidak dikabulkan oleh Tuhan dan masih merasa sakit di bagian tubuhnya.
Namun selang belasan tahun kemudian (14 tahun), dia
benar-benar sudah menyadari dan benar-benar memiliki perspektif yang baru,
bahwa bergantung kepada Tuhan adalah satu-satunya cara.
Paulus bukanlah orang sempurna yang tidak punya
kelemahan dan kekurangan. Ia juga adalah manusia biasa yang bisa saja jatuh ke
dalam dosa.
Namun Paulus menyadari bahwa hanya bergantung kepada
anugerah Allahlah letak kekuatan orang-orang percaya.
Paulus dengan berani berkata “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Paulus tidak menjadikan
keterbatasan dirinya sebagai halangan di dalam Tuhan menyatakan dan memakai
dirinya.
Paulus justru yakin bahwa kuasa Tuhan, justru lebih
bekerja di dalam diri orang lemah dan tak berdaya, yang hanya bergantung penuh
kepada anugerah Allah.
Paulus sangat tahu bahwa hanya anugerah Allah yang
bisa menolongnya dan memampukannya menghidupi panggilan dan pelayanannya.
Paulus bahkan tidak menganggap ia harus selalu kuat
dan harus selalu sempurna.
Paulus bahkan suka dan suka berada di dalam kelemahan
dan kesukaran, sebab ia tahu hal tersebut membuat dia benar-benar mengandalkan
Tuhan.
Tahukah anda bahwa orang yang kuat dan hebat, sangat
mudah untuk mengandalkan kekuatannya dan lupa untuk bergantung kepada Tuhan.
Orang yang menyadari keterbatasannya, adalah orang
yang sadar bahwa ia harus lebih berhati-hati dan tidak sembrono.
Jika kita punya keterbatan fisik dan kekurangan di
beberapa area dalam hidup kita, maka kita harus tetap bergantung kepada kasih
karuniaNya yang berlimpah.
Tuhan berkata: “justru
di dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna” (ayat 9).
Hanya orang-orang yang tidak bisa hidup tanpa
Tuhanlah, yang benar-benar bisa mengandalkan Tuhan.
Hanya orang-orang yang sadar bertapa ia tak berarti
tanpa Tuhanlah, yang akan benar-benar berserah secara total padaNya.
Selama anda merasa kuat, mampu, hebat, sombong dan
angkuh, maka kuasaNya tidak akan pernah bekerja secara efektif di dalam diri
anda.
Namun jika anda merasa rapuh dan rentan bahkan lemah,
itu hanya menunjukkan bahwa anda harus bergantung kepada anugerah Allah.
Makin engkau lemah dan tak berdaya makin engkau harus
bergantung kepada Tuhan.
Harapkanlah kuasaNya mengalir dengan deras di dalam
dirimu dengan cara bergantung padaNya dengan sepenuh hatimu. Amin. Tuhan
memberkati.
0 Response to "Makin Engkau Lemah & Tak Berdaya Makin Engkau Harus Bergantung Kepada Tuhan"
Post a Comment