Makin Engkau Lemah & Tak Berdaya Makin Engkau Harus Bergantung Kepada Tuhan

 

 

Image: pexels.com/liza summer



Siapa sih yang tidak kenal dengan profil seorang Paulus? Jika anda pernah membaca perjalanan panggilan Paulus di dalam Kisah Para Rasul, akan terlihat jelas latarbelakang dan kisah menarik dari dirinya.

 

Berawal dari mendapat surat persetujuan dari Imam Besar dan kebencian yang amat dalam kepada pengikut jalan Tuhan, Paulus memburu mereka yang sudah menjadi murid (Kisah Para Rasul 9:1-2).

 

Namun rencana Paulus gagal total, karena Tuhan punya rencana lain yang harus dinyatakan di dalam diriNya.

 

Setelah 14 tahun berkecimpung di dalam pelayanan pemberitaan Injil. Ia mengaku kepada orang Korintus bahwa ia pernah mendapatkan penglihatan yang luar biasa (2 Korintus 12:1-4).

 

Kata Yunani yang dipakai untuk menerjemahkan ‘penglihatan’ ialah ‘apokalupsis’ yang berarti wahyu atau penyataan.

 

Seorang yang mendapatkan penyataan atau wahyu bukanlah hal yang biasa diterima oleh murid Tuhan.

 

Namun Paulus mendapatkan kesempatan ini langsung dari Tuhan. Kisah ini menjelaskan bahwa Paulus merasa sombong karena peristiwa tersebut.

 

Seorang yang sukses dan berhasil, lebih cepat dan mudah untuk menyombongkan diri, ketimbang orang yang sama sekali tidak mendapatkan dan tidak punya apa-apa.

 

Paulus punya alasan untuk sombong, namun ia lupa bahwa hal tersebut tidaklah berkenan di hadapan Tuhan.

 

Paulus dengan hati-hati menceritakan kesaksian nyata yang ia alami dan memetik pelajaran dari kejadian tersebut.

 

Tuhan mencegah Paulus untuk jatuh ke dalam dosa sehingga secara sengaja menaruh duri di dalam dagingnya (2 Korintus 12:7).

 

Paulus tentu merasakan kesakitan yang amat luar biasa, terlihat dari istilah yang ia pakai sendiri yaitu ‘duri di dalam daging’.

 

Jika satu duri kecil yang mengenai jari tangan atau kaki kita, sudah bisa terluka dan bernanah, apalagi duri dalam daging yang Paulus sebutkan.

 

Alkitab tidak mencatat secara rinci, di bagian mana duri tersebut ditaruh Tuhan.

 

Namun yang pasti duri tersebut mengenai tubuhnya dan sebagai akibatnya Paulus merasakan dampak atat rasa sakit yang hebat.


 

Walau Paulus berusaha untuk berdoa seperti yang biasa ia lakukan kepada orang lain dan dirinya, namun Tuhan tidak menjawab doanya.

 

Tuhan justru menjawabnya di dalam ayat 9 "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."

 

Paulus tidak memaksa Tuhan dan kecewa karena doanya tidak dikabulkan oleh Tuhan dan masih merasa sakit di bagian tubuhnya.

 

Namun selang belasan tahun kemudian (14 tahun), dia benar-benar sudah menyadari dan benar-benar memiliki perspektif yang baru, bahwa bergantung kepada Tuhan adalah satu-satunya cara.

 

Paulus bukanlah orang sempurna yang tidak punya kelemahan dan kekurangan. Ia juga adalah manusia biasa yang bisa saja jatuh ke dalam dosa.

 

Namun Paulus menyadari bahwa hanya bergantung kepada anugerah Allahlah letak kekuatan orang-orang percaya.

 

Paulus dengan berani berkata “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Paulus tidak menjadikan keterbatasan dirinya sebagai halangan di dalam Tuhan menyatakan dan memakai dirinya.

 

Paulus justru yakin bahwa kuasa Tuhan, justru lebih bekerja di dalam diri orang lemah dan tak berdaya, yang hanya bergantung penuh kepada anugerah Allah.

 

Paulus sangat tahu bahwa hanya anugerah Allah yang bisa menolongnya dan memampukannya menghidupi panggilan dan pelayanannya.

 

Paulus bahkan tidak menganggap ia harus selalu kuat dan harus selalu sempurna.

 

Paulus bahkan suka dan suka berada di dalam kelemahan dan kesukaran, sebab ia tahu hal tersebut membuat dia benar-benar mengandalkan Tuhan.

 

Tahukah anda bahwa orang yang kuat dan hebat, sangat mudah untuk mengandalkan kekuatannya dan lupa untuk bergantung kepada Tuhan.

 

Orang yang menyadari keterbatasannya, adalah orang yang sadar bahwa ia harus lebih berhati-hati dan tidak sembrono.

 

Jika kita punya keterbatan fisik dan kekurangan di beberapa area dalam hidup kita, maka kita harus tetap bergantung kepada kasih karuniaNya yang berlimpah.

 

Tuhan berkata: “justru di dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna” (ayat 9).

 

Hanya orang-orang yang tidak bisa hidup tanpa Tuhanlah, yang benar-benar bisa mengandalkan Tuhan.

 

Hanya orang-orang yang sadar bertapa ia tak berarti tanpa Tuhanlah, yang akan benar-benar berserah secara total padaNya.

 

Selama anda merasa kuat, mampu, hebat, sombong dan angkuh, maka kuasaNya tidak akan pernah bekerja secara efektif di dalam diri anda.

 

Namun jika anda merasa rapuh dan rentan bahkan lemah, itu hanya menunjukkan bahwa anda harus bergantung kepada anugerah Allah.

 

Makin engkau lemah dan tak berdaya makin engkau harus bergantung kepada Tuhan.

 

Harapkanlah kuasaNya mengalir dengan deras di dalam dirimu dengan cara bergantung padaNya dengan sepenuh hatimu. Amin. Tuhan memberkati.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 Response to "Makin Engkau Lemah & Tak Berdaya Makin Engkau Harus Bergantung Kepada Tuhan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel