‘Berkat Tuhan’ Bukanlah Sebuah ‘Keberuntungan’ Melainkan ‘Penyertaan’
Image: pexels.com/cleyder-duque |
Banyak orang yang percaya terhadap ‘kesialan’, yaitu bila
seseorang ditimpa masalah atau bahaya, maka dianggap sesuatu yang tidak membawa
keberuntungan.
Bahkan jika membuka sebuah usaha, bisnis ada yang mencoba
melibatkan kekuatan magis sebagai pembawa laris.
Posisi bisnis, restoran, dan kantor pun harus ‘hoki’ atau membawa
keberuntungan.
Ada beragam versi tentang hal-hal yang membawa
keberuntungan dan membawa sial.
Bukan rahasia umum bahwa angka sial pun dipercaya oleh
banyak orang hingga tidak memakai nomor tersebut.
Bagaimana dengan orang Kristen? apakah mereka diberkati
Tuhan karena keberuntungan atau karena memang Tuhan secara aktif menolong
mereka?
Jika kita melihat kisah bangsa Israel ketika diperbudak di
tanah Mesir selama ratusan tahun, apakah mereka tidak pernah mengalami
keberuntungan dalam waktu yang lama tersebut?
Ataukah ada sesuatu yang lain di luar keberuntungan yaitu
berkat atau penyertaan Tuhan yang dialami oleh bangsa Israel?
Musa adalah alat Tuhan untuk membawa umatNya keluar dari
tanah perbudakan tersebut.
Sepuluh tulah dipakai oleh Allah untuk mengeluarkan bangsa
Israel dari tanah Mesir. Pertanyaannya adalah apakah itu keberuntungan semata?
Apakah karena bangsa Israel menemukan sebuah cara yang brilian
untuk bisa lepas dari cengkeraman Firuan?
Jawaban-jawaban yang tidak mengarah kepada kehadiran Tuhan
dan penyertaan Tuhan sama sekali tidak memberi solusi dan jawaban.
Boleh saja manusia memakai istilah ini yaitu bahwa mereka
beruntung dalam satu dan dua hal dalam hidup mereka.
Namun iman Kristen dan berkat Tuhan, tidaklah cocok dan
tepat jika menyebutnya sebagai sebuah keberuntungan.
Allah benar-benar berniat untuk menyelamatkan umatNya dari tanah Mesir. Allah juga berniat untuk menyeberangkan mereka melalui laut merah yang
sudah dikeringkan oleh Tuhan.
Tidaklah cukup dengan hanya bermodalkan keberuntungan seseorang membuat hidup
manusia benar-benar dikenan oleh Tuhan.
Berkat dan kebaikan Tuhan diperoleh, bukan karena anda manusia beruntung dan karena ‘hoki’ yang anda punya.
Abraham pun menjadi bapa orang percaya, bukan karena ia
memiliki keberuntungan yang cukup (Roma 4:11-18).
Abraham diberkati oleh Tuhan dan menjadi berkat bagi
bangsa-bangsa semata-mata karena Tuhan dan karena kehadiranNya.
Jangan lagi percaya bahwa anda membutuhkan keberuntungan
ketimbang berkat Tuhan.
Apa yang anda perlukan ialah kehadiran dan penyertaan
serta perkenanan Tuhan.
Anda tidak perlu mencari dan menanti keberuntungan yang
entah kapan dan di mana rimbanya, namun nantikanlah Tuhan.
Pemazmur berkata “Nantikanlah
TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” (Mazmur
27:14).
Apa yang kita nantikan bukan waktu yang tepat dan hari,
bulan dan tahun yang tepat.
Tuhanlah yang perlu kita nantikan dan kita libatkan di
dalam hidup kita.
Kita bukan orang-orang yang beruntung, namun kita adalah
orang-orang yang diberkati oleh Tuhan.
Berkat Tuhanlah yang mengawal dan melingkupi kita.
Kehadiran dan penyertaan Tuhanlah yang menjadikan kita bernilai dan berhasil. Amin.
Tuhan memberkati.
0 Response to "‘Berkat Tuhan’ Bukanlah Sebuah ‘Keberuntungan’ Melainkan ‘Penyertaan’"
Post a Comment