Arti Menjadi Murid Kristus (Yohanes 17:6-8)
Image: compassiontoaction.com |
Pertama,
Pemuridan didasarkan atas kesadaran bahwa Yesus datang daripada Allah. Mruid
itu pada hakikatnya adalah seorang yang telah menyadari bahwa Yesus adalah duta
dari Allah, dan bahwa di dalam kata-kataNya kita mendengar suara Allah, dan di
dalam perbuatan-perbuatanNya kita melihat tindakan Allah. Murid itu adalah
seorang yang melihat Allah di dalam Yesus dan yang menyadari bahwa tidak ada
sesuatu pun dalam alam semesta ini yang satu dengan Allah seperti Yesus satu
dengan Allah.
Kedua,
pemuridan bermuara pada kepatuhan. Murid adalah seorang yang memegang perkataan
Allah seperti yang ia dengar di dalam Yesus. Dia adalah seorang yang menerima
Yesus sebagai tuannya. Selama kita ingin melakukan apa yang kita ingini
sendiri, kita tidak bisa menjadi murid; pemuridan berarti penyerahan diri.
Ketiga,
pemuridan adalah sesuatu yang ditentukan. Murid-murid Yesus diberikan kepadaNya
oleh Allah . Di dalam rencana Allah mereka ditentukan untuk menjadi murid. Ini
tidak berarti bahwa Allah menentukan beberapa orang untuk menjadi murid dan
beberapa orang lain ditolak untuk menjadi murid.
Pikirkanlah
hal ini dengan cara yang berikut ini: seorang ayah mempunyai rencana besar bagi
anaknya; dia merencanakan suatu masa depan baginya; akan tetapi si anak dapat
menolak masa depan itu dan mengikuti jalannya sendiri.
Seorang
guru memikirkan masa depan suatu masa depan yang besar bagi muridnya; dia
melihat di dalam murid itu kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang besar bagi
Allah dan manusia; tetapi si murid dapat menolak tugas yang ditawarkan itu karena
kemalasan atau memikirkan kepentingan diri sendiri saja.
Jika kita mengasihi seseorang, kita selalu memimpikan masa depannya dan merencanakan kebesarannya; tetapi impian dan rencana itu dapat digagalkan. Orang-orang Farisi percaya kepada nasib, tetapi mereka percaya juga kepada kehendak yang bebas. Salah satu pepatah mereka yang besaf jalah: ’Segala sesuatu telah didekritkan, kecuali ke takutan akan Allah.”
Allah mempunyai rencanaNya impian-Nya, dan tujuan untuk tiap orang; dan tanggung jawab kita yang hebat sekali ialah bahwa kita bisa menerima atau menolaknya. Seorang telah mengatakan. "Nasib (fate) adalah sesuatu yang diharuskan untub kita lakukan, yang ditentukan (destiny) adalah apa yang dimaksudkan untuk kita lakukan,”
Dalam seluruh perikop, dan malahan dalam seluruh »asal ini, jelas kelihatan keyakinan mengenai apa yang ekan terjadi nanti. Dia ada bersama sama dengan murid-murid-Nya, orang-orang yang Allah telah berikan kepada-Nya; dan Dia tidak pernah meragukan bahwa mereka akan melaksanakan pekerjaan yang telah Dia berikan kepada mereka.
Marilah
kita ingat kembali stapakah dan apakah mereka itu. Seorang penafsir yang besar
mengatakan: ’Sebelas orang sederhana dari Galilea setelah pekerjaan-Nya selama
tiga tahun! Tetap itu cukup bagi Yesus, sebab di dalam sebelas orang ini Dia
melihat jaminan bagi dunia ini, nampaknya Dia tidak mempunyai cukup dasar untuk
punya banyak harapan. Yang telah Dia capai nampaknya begitu kecil dan yang Dia
menangkan begitu sedikit, dan orang-orang yang besar, ortodoks dan kaum agama
pada zaman itn melawan Dia.
Tetapi
Yesus mempunyai keyakman, yakni keyakinan yang berasal dari Allah. Dia tidak
takut terhadap permulaan yang kecil. Dia tidak pesimistis terhadap masa depan.
Dia nampaknya berkata: “Aku hanya memenangkan sebelas orang yang biasa-biasa
Saja; tetapi berilah Aku yang sebelas orang yang biasa biasa itu dan Aku akan
mengubah dunia.”
Yesus mempunyai dua hal, percaya kepada Allah dan percaya kepada manusia. Salah satu hal yang menguatkan kita di dunia ini ialah bahwa Yesus menaruh kepercayaan kepada manusia yang seperti kita ini.
Karenanya, kita juga tidak boleh menjadi
kuatir karena kita adalah manusia lemah dan kecil. Kitapun harus maju terus
dengan kepercayaan yang teguh kepada Allah dan kepada manusia. Maka kita tidak
akan pernah menjadi orang pesimis, karena dengan kedua kepercayaan itu
kemungkinan-kemungkinan hidup menjadi tidak terbatas.
Sumber:
William Barclay, Injil Yohanes pasal 8-21, page 331-334
0 Response to "Arti Menjadi Murid Kristus (Yohanes 17:6-8)"
Post a Comment