5 CARA MENGATASI KECANDUAN BERMAIN HP PADA ANAK

 

Image: pexels.com


Bukan hal baru lagi jika di zaman teknologi yang semakin canggih, maka kecanggihan Gadget  pun mengikuti. Belum lagi harga yang sangat terjangkau sehingga memperoleh sebuah gadget  tidaklah sesulit di zaman dulu.

 

Di zaman Pademi banyak orang tua mengeluh akibat belajar online, di mana anak harus stand by di depan laptop atau HP. Di satu sisi menggunakan perangkat tersebut adalah keharusan dan kebutuhan, namun di sisi lain dampak penggunaan HP yang bisa saja berlebihan terhadap diri si anak.

 

Dalam artikel ini ada beberapa langkah-langkah yang Ortu bisa terapkan kepada anak-anak anda di rumah.

 

 

Pertama, Batasi Penggunaan HP Pada Anak







Kita bukanlah hidup di zaman dulu di mana akses menggunakan HP sangat terbatas dan hanya dimiliki oleh segelintir orang. Di zaman canggih sekarang ini, memiliki sebuah gadget  berupa ponsel pintar bukanlah sesuatu yang wah dan baru lagi.

 

Hampir sangat mustahil untuk membendung anak tidak memakai HP apabila sudah terlanjur. Bukan berarti apabila ada anak yang sama sekali belum memiliki HP, maka orang tua harus membeli atau memfasilitasi.

 

Apabila si anak ingin menggunakan HP, entahkah bermain atau melihat gambar dan video dan sebagainya, ada baiknya untuk tidak memberikannya di semua waktu.

 

Dengan kata lain, anda harus membuat kesepakatan penggunaan HP apakah pagi saja atau siang saja atau malam saja. Aturan ini sangatlah penting, agar sejak awal si anak belajar bahwa ada jam-jam atau waktu menggunakan HP yang sudah disepakati.

 

Akan sangat bahaya apabila pagi main HP, siang dan malam pun menggunakannya tanpa waktu dan aturan yang jelas dari orang tua di awal memberikan HP kepada si anak.

 

Jadi orang tua harus memberitahu bahwa boleh saja memakai HP, akan tetapi tidak setiap waktu atau tidak setiap hari, dan ini pun tergantung kesepakatan antara si anak dan orang tua.

 

 

Kedua, Berikan Batasan Durasi Berapa Lama Menggunakan HP




 












Poin ini termasuk kesepakatan yang sangat menentukan bagi si anak. Apabila durasi penggunaan HP dalam satu hari hanya 30 menit, maka orang tua benar-benar harus mengawasinya dengan baik.

 

Konsekuensi dari penerapan batasan durasi pemakaian ini membuat orang tua harus benar-benar menghentikan pemakaian HP atau mengingatkan sin aka bahwa pemakaian HP sudah usia sesuai kesepakatan.

 

Oleh sebab itu, sangat penting untuk sama-sama menghargai apa yang telah disepakati antara anak dan orang tua. Namun perlu diingat bahwa di antara kedua orangtua atau siapapun yang bertugas untuk memberikan si anak jam-jam pemakaian HP, sangatlah penting untuk memerhatikan durasi.

 

Sangat tidak baik apabila ketika 30 menit jam pemakaian HP sudah habis, namun orang tua diam saja dan tidak mengingatkan dan mengambil HP. Lantas bagaimana apabila si anak masih ingin memakai HP dan merasa durasinya tidak cukup?

 

Kesepakatan di awal antara orang tua dan anak adalah kuncinya. Orang tua bisa mengingatkan si anak, “kamu,papa dan mama kan udah sepakat kalau 30 menit saja kamu bisa pakai HP, kalau mau main atau pakai, besok lagi di jam yang sudah kita sepakati”.

 

Anda sebagai orang tua pun tidak berada dalam posisi bersalah atau menegakkan aturan secara sepihak, karena sudah sepakat di awal. Percayalah apabila si anak konsisten dan orang tua konsisten mengingatkan dan mengawasi, maka si anak akan secara perlahan menghargai dan mengikuti aturan main.

 

Namun apabila di pihak si Ayah dan si Ibu tidak sepakat, dan ngomong “gak apa-apa pah, kali ini 40 menit atau 50 dan seterusnya” hal ini akan membuat si anak bingung dan menemukan celah untuk bisa “bermain” lagi.

 

Keuntungan dari menerapkan durasi ialah bahwa si anak belajar menaati orang tua dalam bentuk kesepakatan. Selain itu anak tahu bahwa memakai HP diperbolehkan namun tidak dalam waktu yang tidak terkontrol.

 

Namun alangkah baiknya, durasi pemakaian HP tidaklah terlalu lama. Apabila si anak ingin melihat sesuatu dalam Gadget  anda, ia bisa ditunjukkan tanpa harus memberikan kendali di penggunaan (semisal: melihat foto, video, tugas sekolah, dan hal-hal yang dia anggap menarik).

 

 

Ketiga, Berikan Aktivitas Pendamping Lainnya Selain Bermain HP















Poin ketiga ini adalah sesuatu yang bisa berbeda-beda di dalam keluarga. Faktor lingkungan juga sangat menentukan untuk melakukan hal ini. Memang salah satu alasan kencauan gadget  dalam diri si anak, bisa saja karena tidak ada aktivitas pendamping yang lain.

 

Tinggal di desa atau dusun tentu tidaklan sama dengan dengan tinggal di sebuah kota yang memiliki permukiman yang padat. Karena akan terasa beda apabila di lingkungan terdapat sebuah lapangan yang luas (lapangan bola) yang bisa saja dipakai untuk aktivitas seperti naik sepeda, jalan dan lari, main layangan dan sebagainya.

 

Apabila si anak tinggal di kota tanpa lingkungan yang kondusif seperti ini, tentu akan memusingkan orang tua untuk memberikan aktivitas lainnya selain anak sekolah dan bermain HP.

 

Memang mengikuti les sesuai minat pada anak adalah salah satu cara untuk mengisi waktu-waktu luang si anak, namun hal ini pun bukan solusi final, akan tetap salah satu cara saja.

 

Apabila anak tinggal di sebuah perumahan, bisa saja si anak bisa bermain dengan lingkungan semisal bermain di taman dan naik sepeda. Namun tentu tidak semua perumahan, memiliki fasilitas semacam ini.

 

Apabila lingkungannya cukup bagus untuk bermain, alangkah baiknya bagi si anak untuk bisa mengenal lingkungan sekitar juga.

 

Aktivitas di kampung yang berbeda jauh dengan di kota, semisal bermain di sawah, sungai, ladang dan tempat-tempat alami lainnya.

 

 

Keempat, Jangan Menaruh HP di sembarang tempat




Orang tua pun harus belajar tidak mencobai si anak dengan meletakkan gadget  di sembarang tempat tanpa terkunci dengan baik. Alangkah baiknya pola kunci atau password HP anda tidak diketahui oleh anak.

 

Apabila nak sudah terlanjur mengetahui maka anda perlu segera mengubah tanpa sepengetahuan si anak.

 

Kita harus membatasi akses anak ke gadget dengan tidak meletakkannya di area yang bisa ia jangkau atau ambil, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingkinkan (tekan tombol ini dan itu dan gadget bisa rusak atau jatuh ke lantai dan pecah).

 

 

Kelima, Beritahu Orang Satu Rumah Tentang Aturan ini

 



Dalam satu rumah terkadang ada orang ketiga dan keempat, yang tinggal bersama orang tua dan anak. Bisa saja ada kakek atau nenek, tante dan om yang memang berada dalam satu rumah.

 

Si anak bisa saja merayu orang ketiga dan keempat, dan berupaya untuk menggunakan Gadget mereka tanpa atau di luar sepengetahuan orang tua. Alangkah baiknya aturan yang anda terapkan untuk anak anda, diberitahu kepada orang tua anda (kakek dan nenek) di rumah.

 

Memang ini tidaklah mudah, karena hati nenek dan kakeknya berbeda dengan orang tua. Nenek dan Kakek bisa saja merasa kasihan terhadap cucunya dan tergerak untuk memberikan HP.

 

Kakek dan Nenek pun harus diberitahu untuk tetap menaati aturan main orang tua. Apabila si anak mengetahui bahwa dia bisa memakai HP selain yang diberikan oleh orang tuanya, maka orang tua akan gagal dalam mengurangi kencanduan memakai gadget.

 

Komunikasikan dengan baik kepada orang satu rumah siapapun itu, agar sama-sama bisa menaati aturan main untuk si kecil, agar tidak ketergantungan dalam bermain HP, karena bisa berdampak buruk dalam belajar, konsentrasi dan sebagainya.

 

Apabila satu atau dua kali anda kecolongan, maka tetalah ingatkan orang tua anda untuk cucu mereka bisa menghargai orang tuanya dan aturan yang sudah disepakati.

 

Saya tidak ingin memberikan poin-poin pembahasan yang muluk-muluk, namun percayalah bahwa hal ini bisa sulit dan bisa mudah tergantung usaha dan konsistensi anda sebagai orang tua.

 

Kuncinya bukan berada di dalam diri si anak, melainkan pada orang dewasa yaitu orang tua. Semoga berhasil dalam menjalankannya. Salam.

0 Response to "5 CARA MENGATASI KECANDUAN BERMAIN HP PADA ANAK"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel