5 KESALAHAN WORSHIP LEADER DI DALAM GEREJA
Hidup Kristen - Gereja-gereja yang beraliran Karismatik maupun
Pentakosta tentu sudah sangat biasa dengan liturgi ibadah yang ‘bebas’. Bebas
di sini bukan dalam arti tidak terkontrol namun bebas dalam arti tidak
mengikuti urutan-urutan yang sudah diatur terlebih dahulu, misalnya kapan
berdiri dan kapan duduk.
Berbeda dengan ibadah Protestan yang biasanya
lebih ‘kaku’ dalam konteks liturgi yakni lebih tertata rapi dari awal sampai
akhir. Namun tujuan artikel bukan untuk membahas dan memberikan komentar
seputar liturgI Gereja tertentu.
Namun artikel ini ingin membahas hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh Worship Leader (Song Leader) di dalam Gereja ataupun pelayanan memimpin pujian dan penyembahan.
Namun artikel ini ingin membahas hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh Worship Leader (Song Leader) di dalam Gereja ataupun pelayanan memimpin pujian dan penyembahan.
1. TIDAK
LATIHAN (REHEARSAL) SEBELUM TAMPIL
Pelayanan WL dalam ibadah memainkan peranan
penting dalam ibadah, sebab Pemimpin Pujian yang memegang kendali liturgy
ibadah di awal ibadah hingga tiba saatnya diserahkan kepada Pembicara
(Pengkhotbah) yang bertugas.
Sebelum tampil, ada baiknya setiap Pemimpin Pujian (WL) harus memberikan waktu latihan bersama timnya (singer, pemain music dan tim pendukung ibadah lainnya). Adapun tujuan latihan ini ialah supaya mematanglan penampilan.
LIHAT JUGA : Orang Kristen Harus Kaya, Benarkah?
Sebelum tampil, ada baiknya setiap Pemimpin Pujian (WL) harus memberikan waktu latihan bersama timnya (singer, pemain music dan tim pendukung ibadah lainnya). Adapun tujuan latihan ini ialah supaya mematanglan penampilan.
Anda tidak boleh merasa, karena anda sudah WL
senior dan sudah punya pengalaman yang banyak dan jam terbang yang cukup tinggi
tampil sebagai WL di berbagai ibadah maupun Gereja, maka anda melupakan hal
pokok ini , maka anda keliru.
Di dalam latihan, maka setiap pelayan yang akan
tampil saat hari ‘H’ akan menyelaraskan ide, tema dan semangat serta
arahan-arahan yang disepakati. Nah, kebayang ndak kalau tanpa latihan, ternyata
saat tampil di depan jemaat ada mis komunikasi antara musik dan Song
Leader atau antara singer dan pemain musik, atau
antara pelayan pendukung multimedia dan sebagainya. Tentu kesalahan ini akan
mengganggu jalannya ibadah dan mengganggi pemandangan bagi jemaat.
Kita tidak boleh berpikir, ‘ya, Tuhan tahu kok’
ataupun ‘ya, Tuhan kan yang menyempurkanakan’, memang tidak salah jika anda
punya pandangan seperti ini, Namun Tuhan juga sudah memberikan waktu dan
kesempatan untuk kita mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani Dia dan
tampil di hadapan jemaat serta semua yang hadir saat ibadah.
So, ini hal pertama yang tidak
boleh dilakukan oleh seorang Worship Leader. Jika artis sekalipun
selalu melakukan tahapan ‘latihan’ sebelum tampil ataupun manggung, apalagi
dalam konteks Gerejawi, harusnya ada ‘latihan’ sebelum melayani ataupun tampil.
2. TIDAK
BERPAKAIAN RAPI
Mungkin anda berpikir, bagaimana berpakaian rapi
itu? Apa yang saya maksud dengan berpakaian rapi ialah ialah bukan soal gaya
rambut anda harus mengikut trend sekarang maupun pakaian anda harus yang mahal,
ataupun pakaian anda harus yang ber-merk. Berpakaian rapi adalah hal yang
penting yang harus diperhatikan oleh seorang Worship Leader.
Jika seandainya anda misalkan memakai dasi dan
kemaja panjang, lantas dasi anda tidak cocok dengan warna kemeja anda, tentu
ini mengganggu mata jemaat ketika melihat anda. Atau ketika dasi dan kemeja
anda sudah cocok dengan warna kemeja anda, namun dasi anda tidak terlalu diikat
dengan baik, dalam arti turun dan kurang rapi, maka akan kelihatan tidak rapi.
Apa yang saya maksud dengan berpakaian rapi ialah
bahwa dari ujung rambut hingga ujung kaki kita bisa menampilkan hal yang bagus
(ingat lho, bukan soal mahal dan tidaknya). Setidaknya ‘enak’ di mata ketika
melihat anda di depan.
Jika saja dasi dan kemeja anda sudah rapi lantas
bagian kemeja belakang anda keluar, dan anda tidak menyadari, tentu ini juga
akan mengganggu pemandangan.
Ibarat jika resleting celana anda terbuka dan anda tidak menyadarinya, hingga membuat jemaat terganggu dengan anda, maka sudah menciptakan sebuah kondisi yang kurang menarik dan elegan. Hal ini pun menjadi perhatian seorang Worship Leader.
Ibarat jika resleting celana anda terbuka dan anda tidak menyadarinya, hingga membuat jemaat terganggu dengan anda, maka sudah menciptakan sebuah kondisi yang kurang menarik dan elegan. Hal ini pun menjadi perhatian seorang Worship Leader.
LIHAT JUGA : Bolehkah pindah-pindah Gereja?
3. TIDAK ‘BERDOA’ SEBELUM TAMPIL
Mungkin ini hal sederhana saja untuk dilakukan,
namun hal ini tentu tidak boleh dianggap sepele. Saya masih ingat ketika saya
ingin melayani sebagai Pembicara dalam ibadah Kaum Muda, Pendeta setempat
berkata “apakah anda sudah berdoa?” ketika jawaban saya ‘tidak’ maka
saya tidak akan diizinkan untuk tampil melayani.
Apa yang ingin saya coba sampaikan ialah bahwa
berdoa menyerahkan diri kita kepada Tuhan adalah hal yang esensial untuk kita
lakukan. Kita tidak boleh merasa sudah biasa, sudah berpengalaman, dan sudah
‘ahli’ dalam pelayanan ini. Tuhan melihat hati, maka hati kita juga perlu
benar-benar siap untuk melayani Tuhan.
Boleh jadi orang-orang tidak melihat dan tahu
bahwa kita tidak berdoa, namun mereka juga pasti merasakan penyerahan diri kita
kepada Tuhan saat kita bertugas dan tampil melayani sebagai Worship
Leader. So, hal ini walau tampaknya sepele dan sederhana, namun tidak
boleh diabaikan begitu saja.
4. TERLALU BANYAK ‘BERBICARA’ SAAT TAMPIL
Apa yang saya maksudkan di poin ini adalah bahwa
Worship Leader memang harus berbicara dan melibatkan jemaat dalam memuji dan
menyembah Tuhan, tentu harus berbicara. Namun apa yang saya perlu garisbawahi
ialah “Terlalu Banyak Berbicara”.
LIHAT JUGA : 6 Perbuatan Haram Bagi Para Pengkhotbah
Kita boleh berbicara untuk melakukan komunikasi
dua arah kepada jemaat, dan mengajak jemaat berdiri, bertepuk tangan, berdoa,
semangat, dan interaksi lainnya seperti (mari menari, melompat, jabat tangan
dsb). Saya merasa bahwa hal-hal tersebut masih sangat wajar.
Namun akan sangat kurang wajar jika kita hamper
setiap detik kita berbicara dan memberi komentar. Bahkan durasi kita berbicara
bisa mengarah “mini kesaksian’ yang bisa memakan waktu yang cukup lama, tentu
ini bukan porsi seorang WL bukan? Ada saatnya kesaksian dan ada saatnya memberi
motivasi dan dorongan serta semangat kepada jemaat namun bukan setiap detik.
Apa yang saya takutkan ialah ketika kata-kata
kita kurang ‘cocok’ dan ketika ‘ucapan kita keliru’ yang bisa mengganggu
telinga yang mendengar. Yang harusnya mereka konsentrasi kepada Tuhan, malah
konsentrasi jadi buyar.
Berbicaralah seperlunya, dan melihat serta
membaca konteks ibadah, serta memerhatikan pilihan-pilihan lagu yang anda
nyanyikan, sehingga anda bisa menyesuaikan kata-kata anda dengan lagu-lagu yang
anda sedang bawakan.
LIHAT JUGA : Istri Pendeta tidak boleh jadi Bendahara Gereja
5. JANGAN ‘KAKU’ SEPERTI PATUNG
Mungkin anda berpikir apa maksudnya dengan poin
ini. Kita punya tugas yakni “memimpin pujian/penyembahan” maka tugas kita
adalah memastikan bahwa kita bisa mengisi menit-menit waktu yang diberikan
kepada kita dengan baik. Kita harus usahakan berinteraksi dengan jemaat, tentu
dalam konteks kita sebagai pemimpin pujian.
Berinteraksi dengan jemaat bisa melibatkan jemaat
misalnya “berikan salam kanan kiri kita” atau bisa juga dengan mengajak
“mari berikan salam kanan kiri kita, katakana Tuhan Yesus baik” interaksi
yang kita lakukan harus benar-benar bisa dilakukan oleh jemaat yang dating.
Lakukanlah hal tersebut sehingga jemaat benar-benar dilibatkan dan benar-benar
tidak kaku seperti “pembaca dunia dalam berita”
Demikianlah artikel singat mengenai hal-hal yang
tidak boleh dilakukan oleh seorang Worship Leader/Song Leader dalam pelayanan
atau saat bertugas.
Tentu jika masih ada hal yang penting lainnya, boleh dihindari dan jika ada sesuatu yang perlu dipertahankan dan dijaga, hal-hal tersebut harus diterapkan dengan baik. Ingatlah bahwa kita bukan melayani manusia saja (secara praktis) namun kita sedang melayanai Tuhan Sang pemilik hidup kita. Tuhan Yesus memberkati anda di manapun anda berada. amin.
Tentu jika masih ada hal yang penting lainnya, boleh dihindari dan jika ada sesuatu yang perlu dipertahankan dan dijaga, hal-hal tersebut harus diterapkan dengan baik. Ingatlah bahwa kita bukan melayani manusia saja (secara praktis) namun kita sedang melayanai Tuhan Sang pemilik hidup kita. Tuhan Yesus memberkati anda di manapun anda berada. amin.
0 Response to "5 KESALAHAN WORSHIP LEADER DI DALAM GEREJA"
Post a Comment